Rabu, 20 April 2011

Pengalaman Micro Teaching di Kelas

Pengalaman saya saat Micro Teaching di kelas, lumayan membuat telapak tangan saya basah dan membuat saya terlihat aneh. Saat melakukan Micro Teaching kebetulan Saya tidak bisa mengikuti kelas ini di kelas saya sendiri. Saya masuk di kelas lain karena saya tidak bisa mengikuti kelas saya, bertambahlah fikiran - fikiran buruk di depan kelas. Saya tidak mengenal kelas saya dan teman - teman di kelas tersebut.

Saat melakukan Micro Teaching saya membawakan pelajaran untuk kelas satu SLTP, dengan mata pelajaran bahasa Inggris yaitu " Simple Past Tense ". Saya sengaja membawa mata pelajaran ini karena kebetulan mudah, jadi agar saya dapat meredam rasa kalut dan grogi akibat harus berdiri di depan kelas. Saya menyampaikannya dengan lumayan lantang saat itu. Menuliskan kata - kata SIMPLE PAST TENSE dengan besar -  besar agar sebenarnya rasa kalut saya teratasi.

Manfaat Pembelajaran Micro Teaching di Sekolah

Penerapan micro teaching tidak hanya terbatas pada tujuan mencari calon
guru yang dapat mengajar dengan baik dan upaya mendorong (encourage)
terhadap guru-guru untuk selalu meningkatkan performance-nya. Tetapi masih
dapat digunakan dengan tujuan-tujuan lain.

Pendekatan micro teaching dapat dimanfaatkan untuk mencari seorang
guru menjadi model dalam mengajar. Guru yang dijadikan model memang
sudah diakui keandalannya dalam mengajar. Namun demikian tidak harus
semua bidang studi ada seorang model guru. Tentukan bidang studi yang
dianggap harus ada guru model. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk
mengajar tanpa kehadiran guru. Misalnya guru mengajar bidang studi x dengan
pokok bahasan y, proses mengajarnya direkam. Jika suatu saat guru itu
berhalangan, guru pengganti atau guru piket dapat memutar ulang rekaman
itu. Siswa tinggal melihat dan mendengarkan. Materi pengajaran yang
disampaikan dengan metode eksperimen, demonstrasi atau ceramah sangat
cocok.

Pengertian Mikro Teaching secara Makro

Micro teaching adalah suatu tindakan atau kegiatan latihan belajar-mengajar dalam situasi laboratoris (Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar).
Microteaching bisa dikatakan teknik pelatihan pengajaran, dimana guru memberikan ulasan dengan di rekam sebuah video dari pelajaran setelah sesi masing-masing, dalam rangka untuk melakukan "pemahaman pengajaran". Guru mencari tahu apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan teknik mengajar mereka.

Diciptakan pada pertengahan 1960-an di Stanford University oleh Dr Dwight Allen, micro-mengajar telah digunakan dengan sukses selama beberapa dekade sekarang, sebagai cara untuk membantu guru memperoleh keterampilan baru.Dalam proses asli, guru diminta untuk menyiapkan pelajaran singkat (biasanya 20 menit) untuk sekelompok kecil pelajar yang mungkin belum siswa sendiri. Ini direkam, menggunakan VHS.